Jika Jawa=Jewish, maka bangsa Jawa (Nusantara) adalah bangsa Yahudi yang sebenarnya.
Disampaikan oleh Cak Nun dalam sebuah tulisannya:
“Anda tidak akan paham bila menemukan peta Indonesia Raya dijadikan center display di sebuah web Israel dan Amerika Serikat (www.us-israel.org). Juga agak miris melihat ada yang diberi tanda warna merah pada daerah tertentu dari Nusantara.
Di Belanda November 2008 saya ngobrol panjang dengan pemimpin Yahudi internasional Rabi Awraham Suttendorp yang sangat mengenal Indonesia lebih detail dari kebanyakan orang Indonesia sendiri, sebagaimana di kantor Perdana Menteri Israel Anda bisa masuk ke sana dan melirik ruangan khusus yang berisi segala macam data tentang Indonesia segala bidang yang di-update setiap minggu.
Israel juga punya situs berbahasa Indonesia. Kepada Rabi saya tanyakan kenapa desain tengah atas atau puncak mahkota keagamaan yang beliau pakai memimpin peribadatan di Synagogue (rumah ibadah Yahudi) sama dengan desain bagian atas rumah-rumah di Pulau Jawa bagian Utara. Kenapa ibukota Israel tidak Tel Aviv saja tapi Java Tel Aviv. Kenapa kantor-kantor Yahudi di berbagai Negara pakai kata Java.
Apa pula hubungan dua konsonan yang sama itu: J dan W. Jewish dan Jawa. Mana yang lebih tua: Jewish atau Jawa. Kalau Sampeyan keturunan Nabi Ibrahim, apakah nenek moyang kami manusia Nusantara yang seluruhnya berpuluh abad yang lalu disebut Jawa atau Jawi adalah ‘keponakan’nya Ibrahim ataukah lebih tua dari Ibrahim.
Dari dunia Jawa dimunculkan sedikit informasi bahwa beberapa waktu yang akan datang akan terjadi hasil “taruhan” antara Yahudi (Jewish) dengan Jawa (bukan Jawa non-Sunda, non-Batak dalam pengertian 100 tahun terakhir): Kalau Yahudi yang memenangkan persaingan memimpin dunia, maka mereka akan ajak Jawa menjadi rekanan kerja. Kalau Jawa yang ‘juara’ mereka akan berguru kepada Jawa.
Hari ini mayoritas asset moneter global dan segala jenis modal perekonomian, Bank Dunia, dan institusi-institusi keuangan primer dunia dipegang oleh turunan Jewish (Yahudi Israel). Strategi pengelolaannya sampai ke Kongres Amerika Serikat berada di genggaman lain dari turunan mereka juga.
Sejumlah futurolog ekonomi menganjurkan anak-anak kecil sekarang mulailah diajari berbahasa Arab karena akan menjadi bahasa utama dunia: pergilah cari kerja ke Negeri koalisi 16 Pangeran di Jazirah Arab. Bahasa Ibrani tak perlu dipelajari, karena para fungsionaris dari Israel mungkin lebih pandai berbahasa Arab dibanding Raja Saudi dan lebih fasih berbahasa Indonesia dibanding orang Indonesia.
Dalam literatur Bani Israel dan Barat, bangsa Yahudi dikenal sebagai bangsa tukang dan berambut keriting, tetapi faktanya justru Suku Jawa yang menjadi bangsa tukang dan berambut keriting. Nabi Daud juga dikatakan raja yang mampu menaklukkan besi (membuat senjata dan gamelan dengan tangan, beliau juga bersuara merdu).
Jadi sebenarnya Bani Israel yang sekarang menjajah Palestina bukan keturunan Israel asli yang hanya terdiri 12 suku, tapi mereka menamakan diri suku ke 13 yaitu Suku Khazar (asalnya dari Asia Tengah) hasil perkawinan campur Bani Israel yang mengalami diaspora dengan penduduk lokal, suku Khazar ini mayoritas di seluruh dunia. Sedang Yahudi asli menghilang pergi ke timur dan dikenal sebagai suku-suku yang hilang (The Lost Tribes) saat menuju tanah yang dijanjikan (The Promised Land) yaitu negeri Indonesia.