MENEGASKAN JATI DIRI BANGSA

belum-seberapa

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, merdeka!

Kenapa hari ini kita perlu ingatkan lagi kalimat sebangsa dan setanah air, tidak cukupkah kalimat salam sejahtera untuk kita semuanya? Tidak cukupkah salam selamat pagi selamat siang Tuan-tuan mulia yang berbahagia?

Hari ini sebetulnya bukan waktu yang pas untuk melakukan upacara. Hari ini sebenarnya akan lebih tepat kalau kita semua menjalankan aktivitas seperti biasa. Yang orang birokrasi bekerja di kantoran, yang petani bekerja mengolah ladang, yang para politisi dan para tehnokrat bekerja merampungkan aspirasinya. Yang pendidik dan para siswa berada di ruang belajarnya, dan lain sebagainya, dan seterusnya.

Tetapi hari ini, hari ini kita jelas-jelas berada di tempat ini, di alun-alun yang luas untuk berkumpul bersama. Apa yang sebenarnya terjadi, apa yang sebenarnya kita inginkan, tidak lain tidak bukan untuk MENEGASKAN KEMBALI JATI DIRI BANGSA.

Bung Karno, mewakili para Founding Father kita, para pejuang yang telah membaktikan hidupnya untuk kemerdekaan yang kita nikmati di hari ini, telah menyampaikan: Negara Republik Indonesia ini bukan milik suatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu suku, bukan milik suatu golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke.

Ini adalah fakta sejarah. Negara ini didirikan bukan hanya oleh mereka yang orang Jawa, bukan hanya oleh mereka yang Sunda, yang Batak yang Ambon yang Borneo yang Selebes dan sebagainya. Bukan hanya oleh orang Islam, bukan hanya oleh orang Kristen, bukan hanya oleh orang Hindu, Budha, kepercayaan dan lain sebagainya. Tetapi oleh seluruh rakyat dan bangsa yang menjadi bagian dari nusantara, atau yang hari ini kita sebut sebagai bangsa Indonesia.

Maka begitulah perjalanan bangsa ini. Begitu banyak penderitaan tidak membuat kita rebah. Tahun-tahun penuh perjuangan, pengorbanan dan ancaman marabahaya tidak membuat kita binasa. Hidup penuh dengan luka-luka, tetapi kita tetap berdiri. Lalu diantara kesadaran tentang kenyataan, kita sembuhkan luka-luka itu, kita benahi lagi yang tercecer, kita renda lagi yang terkoyak

Dan kita berkata: kita berjuang, kita berkorban, bukan melulu untuk memenangkan kehidupan. Kita bergerak, demikian yang selalu kita ikrarkan: demi harga diri dan jati diri sebuah bangsa!

Akan tetapi hari ini, akan halnya hari ini, kita disuguhkan kenyataan tentang surutnya nasionalisme, hilangnya nalar sebagai bangsa besar yang memiliki karakter dasar kerukunan, hilangnya logika kemuliaan kita sebagai mahluk yang dimuliakan Tuhan Yang Maha Kuasa. Ono rembug yo dirembug, ono persoalan ayo diselesaikan bersama.

Saya ingin bertanya kepada saudara-saudara semuanya. Apakah benar kalau kita ingin sejahtera dengan tidak perlu mempertimbangkan kepentingannya orang lain?

Sekali lagi saya ingin bertanya kepada saudara-saudara semuanya. Apakah boleh dan dibenarkan kalau kita sebagai bagian dari satu nusa satu bangsa hanya ingin sejahtera dengan tidak perlu mempertimbangkan kepentingannya orang lain?

Di bawah kibaran Merah Putih kita menolak segala intervensi dari pihak-pihak asing. Di bawah panji-panji sang dwi warna kita berjanji akan menampar warga kita sendiri yang rewel dan hendak merusak sendi-sendi kerukunan, persatuan dan keutuhan kita sebagai sesama warga bangsa.

Di timur fajar akan menyala. Di selatan para petani akan membawa cangkul. Di barat para pedagang akan memikul kayu. Di utara anak-anak muda akan menyalakan bara. Lalu di pusat semua itu, kita akan bekerja dan berkarya. Kita akan tegakkan hidup setegak-tegaknya!

Menegaskan kembali jati diri, ini adalah inspirasi kebangsaan. Keadilan sosial harus dimaknai kesetaraan dalam keberagaman, dan kesejahteraan harus tumbuh di atas bumi kerukunan sebagai taman sarinya. Utuh, sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Maka pertanyaan selanjutnya: jika negerimu memanggil, Indonesia memanggil, apakah kalian semua siap menjaga kerukunan sebagai modal dasar pembangunan bangsa? Apakah kalian semua siap cancut taliwanda berperan serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia? Siap?

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa terus membersamai kita semua sebagai sesama warga bangsa. Merdeka!

Gusblero, 30 Nopember 2016

(Orasi Kebangsaan Nusantara Bersatu di Alun-alun Wonosobo, 30 Nopember 2016)

BABI KONTRA TEROR

anti-war-font-b-movie-b-font-war-pigs-necklace-font-b-black-b-font-enamel

Perang Babi. Walau terdengar aneh, namun ungkapan ini merujuk keadaan sesungguhnya dimana babi pernah dilibatkan dalam pertempuran.

Para masa perang kuno, babi-babi dipakai untuk melawan tentara yang menggunakan gajah dan kuda. Mungkin anda pernah melihat dalam film ketika gajah yang tidak ubahnya tank dipakai sebagai kendaraan perang. Coba pikir, bagaimana lawan bisa menghentikan gajah, bagaimana cara membunuh binatang yang bobotnya berton-ton. Waktu itu tentara Roma mendapat akal untuk menggunakan babi yang dibakar. Perang ini disebut perang babi.

Seseorang menulis tentang metode Perang Babi ini. Caranya pada babi dipakaikan suatu bahan yang mudah terbakar, kemudian dilepaskan pada musuh. Babi yang kepanasan dengan suaranya yang menguik-nguik akan berlari lintang pukang kearah lawan yang mengendarai gajah dan kuda. Sudah tentu, gajah dan kuda akan lari tunggang langgang mengindari babi-babi ini. Maka kacaulah pihak lawan karena mereka sudah pasti tidak bisa mengendalikan gajah dan kuda yang tengah panik.

Sayangnya selain catatan Pliny ini tidak ada lagi catatan lebih rinci tentang penggunaan babi dalam mengatasi kekisruhan, termasuk penjelasan dipakai dalam gegeran apa atau pun perang apa melawan apa. Tetapi hari ini kita sudah tidak ada lagi perang. Nggak tahu juga, apa semacam babi dan mungkin anjing akan efektif bila digunakan menghadapi situasi krusial semacam demo misalnya? Hahaha.

https://id.wikipedia.org/wiki/Babi_perang

Farewell, Chief

kapolres-azis

Di negeri ini, bahkan mungkin juga di seluruh dunia, menjalani profesi sebagai polisi itu nyaris masih dianggap sebagai kutukan. Jelas-jelas menangkap penjahat saja polisi masih dianggap main-main dengan hukum kok, apalagi dalam penanganan penegakan hukum yang sifatnya administratif.

Hidup dalam persepsi yang begitu memang serba salah. Kita semua ingin menjadi orang baik, namun harus disadari ada banyak kejahatan di mana-mana. Kita ingin patron kenyamanan dalam hidup bisa berjalan seperti seharusnya, namun masih banyak orang bertindak semaunya. Di titik inilah barangkali kita bisa mengawali spirit perubahan menuju penegakan hukum yang adil bagi seluruh warga bangsa, bahwa keselamatan dan tegaknya hukum harus bisa menjadi inspirasi kita bersama.

Menjalani hidup harus bisa melepaskan diri dari segala stigma yang cilaka, agar hidup tidak dihantui kecurigaan yang bisa menjadi kanker bagi jiwa. Ada polisi baik, ada polisi nakal. Sama juga ada pejabat baik, ada pejabat nakal. Ada kiai baik, ada juga kiai nakal. Itulah pentingnya kita tidak menjustifikasi orang hanya dari sekadar profesi, karena masing-masing pribadi akan sangat mungkin memiliki karakter yang berbeda.

Dan diantara segala hal yang jadi pembeda itu, beruntung saya memiliki kenalan baik seperti AKBP Azis Andriansyah, SH, SIK, M.Hum ini. Dalam ingatan saya, ia adalah polisi kedua sesudah AKP M. Taat Resdianto, yang menjalani profesi sebagai polisi namun juga tetap dan terus menjadi bagian dari warga masyarakat yang plural. Keduanya memiliki semangat pelayanan yang prima, dan kebetulan keduanya juga memiliki prestasi akademik yang luar biasa. Aziz Andriansyah lulus pendidikan di Amerika, sementara Taat Resdianto lulusan Australia.

So, begitulah semua ini akan menjadi catatan. When the police could become a part of the community, you’ll never walk alone. Farewell, Chief.

Olivia Zalianty, Juri Wonosobo Mencari Bakat 2016

wawasan-wmb

Untuk memfasilitasi lahirnya talenta-talenta baru berprestasi di wilayah Kabupaten Wonosobo, Manyarkesit Organizer didukung Kantor Pariwisata & Ekonomi Kreatif Kabupaten Wonosobo akan mengadakan event Wonosobo Mencari Bakat (Season 2) tahun 2016.

Seperti diketahui pada Season 1 Wonosobo Mencari Bakat 2013 telah melahirkan beberapa anak muda berprestasi yang kemudian dikenal masyarakat, diantaranya Nicken La Cessa (Penyanyi), Galih (Dalang Cilik), juga kelompok Beat Box (grup musik) yang saat ini cukup eksis di Yogyakarta.

Mendasarkan pada kebutuhan masyarakat akan adanya event yang bisa menjadi step stone batu loncatan peraihan prestasi yang lebih tinggi itulah kemudian kegiatan ini disusun dan diselenggarakan.

Setiap waktu talenta tumbuh, dan tak ada alasan bagi kita semua untuk tidak memberikan ruang tumbuh bagi muncul dan berkembangnya bakat dan prestasi baru di Kabupaten Wonosobo.

NAMA, WAKTU & TEMPAT KEGIATAN

Nama Kegiatan           : WONOSOBO MENCARI BAKAT (Sesason 2) 2016

Waktu Kegiatan          : Desember 2016

Tempat Kegiatan         : TCC Wonosobo & Kaninga Cinema Wonosobo

Jenis Kegiatan             : Adu Bakat

Sifat Kegiatan             : Non Komersil

Estimasi Peserta          : 500 orang

 

 

RANGKAIAN KEGIATAN

  • Pendaftaran dibuka sejak diumumkan dan ditutup tanggal 28 Nopember 2016
  • Audisi 10 Finalis dilaksanakan pada tanggal 2-3 Desember 2016 di TCC, Jl. Pasukan Ronggolawe 21 Wonosobo
  • Final dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2016 di Kaninga Cinema Wonosobo

PESERTA

Peserta Wonosobo Mencari Bakat (Season 2) 2016 terbuka untuk seluruh warga masyarakat Wonosobo, kategori perseorangan dan grup

 

SYARAT & KETENTUAN

  • Peserta mengisi Form Pendaftaran di Kesekretariatan Pendaftaran di TCC Wonosobo
  • Peserta menampilkan kreasinya sesuai Nomor Urut pada saat pendaftaran ulang
  • Pendaftaran Ulang sekaligus pengambilan nomor urut pada tanggal 30 Nopember 2016 di Kesekretariatan
  • Peserta menampilkan kreasinya maksimal 5 (lima) menit pada saat audisi, kelebihan waktu akan berakibat pemotongan nilai pada penjurian
  • Peserta yang menampilkan atraksi debus/ kekebalan dsb, panitia tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu yang diluar kendali
  • Peserta yang menampilkan kreasi vokal diperbolehkan membawa pengiring sendiri atau menggunakan instrumen minus one, namun tidak diperbolehkan merubah setting sound yang sudah disediakan panitia
  • Peserta menampilkan kreasi/ atraksinya maksimal 10 (sepuluh) menit pada saat penyelenggaraan Final.
  • Keputusan Juri mutlak dan tidak dapat diganggu gugat
  • Hadiah untuk Juara I Rp. 3.000.000, Juara II Rp. 2.000.000, Juara III Rp. 1.000.000, Juara Harapan I, II, III masing-masing Rp. 500.000
  • Seluruh Juara juga akan mendapatkan Trophy dari Bupati Wonosobo dan Sertifikat Kejuaraan dari Kantor Pariwisata & Ekonomi Kreatif Kabupaten Wonosobo

 

JURI

Olivia Zalianty, Adipati Genk Kobra, Widiyartono Radyan (Final)

FUTUHUL GHAIB : JALAN RAHASIA MENUJU ALLAH

kasyaf-jilid-8

Hatta ada seorang kakek penyembah berhala. Umurnya sudah lebih dari 70 tahun, dan sepanjang hidupnya itu ia gunakan untuk menyembah berhala dari batu.

Suatu ketika, kakek ini mempunyai sebuah keinginan. Maka ia pun kemudian mendatangi Sang Tuhan Berhala agar permohonannya dapat dikabulkan. “Oh Tuhanku Batu, tujuh puluh tahun aku terus menerus menyembahmu. Selama itu, tak ada sesuatupun yang aku mohonkan kepadamu. Sekarang, aku mempunyai permohonan kepadamu. Mohon, kabulkanlah permohonanku ini“.

Kakek itu memohon sambil merengek-rengek kepada Tuhan Batu agar kiranya doanya dapat dikabulkan. Demikian seterusnya dia lakukan. Setelah sampai tujuh puluh kali doa` itu ia panjatkan, tak ada sedikitpun pengabulan dari berhala tuhannya yang ia peroleh. Maka kakek itu sedih sekali dan akhirnya putus asa.

Terpojok oleh keinginan. Dalam keputusasaannya itu, sebentuk kesadaran datang memberinya hidayah. Ia teringat ucapan yang disampaikan seorang gembala yang kemudian didengarnya telah menjadi seorang pemuka umat. Ia lalu memohon kepada Allah. “Ya Allah Tuhan Dari Sekalian Manusia, baru sekarang aku menghadap-Mu. Aku memohon sesuatu kepada-Mu. Kabulkanlah permohonanku ini, Ya Allah.”

Tak berapa lama waktu kemudian perubahan dalam hidup terjadi seperti apa yang dimohonkan kakek itu. Sesuatu yang kemudian terwujud, dan sempurna.

Dikisahkan di alam malakut terjadi kegaduhan. Selesai kakek itu bermunajat kepada Allah SWT, maka sesaat kemudian Allah SWT menjawabnya. “Apa-apa yang telah Aku janjikan, Aku tak akan menguranginya sedikitpun. Maka mintalah kamu kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu.

Malaikat bertanya, “Ya Allah SWT, tujuh puluh tahun lamanya orang itu musyrik dan menyembah berhala. Dan telah tujuh puluh kali pula ia telah memohon kepada berhalanya agar dikabulkan permohonannya, namun itu tidak terjadi. Sekarang, ia baru sekali saja berdoa` kepada-Mu, mengapa Engkau kabulkan permohonannya itu?

Mendengar pertanyaan para malaikat itu, Allah SWT memberikan penjelasan. “Wahai para malaikatku, jika berhala yang benda mati itu tidak bisa mengabulkan permohonannya dan Aku-pun juga tidak, lalu dimana letak perbedaannya antara Aku dan berhala itu?

Ting…..ada banyak pilihan dalam kamu menjalani hidup, kawan. Bahkan seandainya pun kamu tak berbuat sesuatu, akan ada daya hidup yang bergerak mendatangimu. Engkau boleh memilih jalan kematian terbaikmu, walau kesempatan itu mungkin tidak akan pernah datang. Di sisi lain, di ruang sunyi yang engkau menganggapnya jalan terburuk bagi seseorang yang engkau pikir tak ada bahkan telah mati, bisa jadi jalan rahasia menuju Allah telah diperolehnya.

Lakukan apa yang sudah menjadi tanggung jawabmu, sisanya biarkan Tuhan melakukan apa yang dikehendaki-Nya.

Allahummaj al fii Qolbi nuron, wafii lisaani nuuron, wafii sam’i nuron, wafii bashorii nuron, wamin fawqii nuron, wamin tahtii nuuron, wa an yamiinii nuron, wa an syamaali nuron, wamin amaamii nuron, wamin kholfii nuuron, wajj al fii nafsii nuron, wa a’dzimlii nuuron, wa adzzim lii nuuron, wajj allii nuuron, wajj alni nuron, Allahumma a’thinii nuuron, wajj al fii ashobii nuron, wafii lahmi nuuron, wafii damii nuuron, wa fii sya’rii nuuron, wafii basyarii nuuron…
Yaa Allah, tempatkan cahaya di dalam hatiku dan cahaya di dalam kuburku, dan cahaya di hadapanku dan cahaya di belakangku, cahaya di tangan kananku dan cahaya di tangan kiriku, cahaya di atasku dan cahaya di bawahku, cahaya dalam penglihatanku dan cahaya dalam persepsiku, cahaya dalam air mukaku dan cahaya dalam dagingku, cahaya di dalam darahku dan cahaya di dalam tulangku.

Tambahkan padaku cahaya dan berikan padaku cahaya, dan tunjukkan untukku cahaya dan berikan padaku lebih banyak cahaya. Berikan padaku lebih banyak cahaya.

GBF, 5 Nopember 2016

Catatan : tulisan ini sebagai pengantar penyelenggaraan jilid delapan KAFILAH SYAFA’AT Lingkar Maiyah Wonosobo, Kamis Wage 10 Nopember 2016, Pukul 20.00 WIB – selesai, di Warung Esem (Suara Merdeka) Jl. Veteran 31 Sudagaran Wonosobo.