Di Sidratul Muntaha Kanjeng Nabi Muhammad SAW mendapatkan amanah perintah Allah yang mewajibkan shalat lima puluh kali setiap harinya. Setelah itu beliau turun, dan bertemu lagi dengan Kanjeng Nabi Musa AS.
“Apa yang diwajibkan Rabb-mu kepada umatmu?” tanya Kanjeng Nabi Musa.
“Lima puluh kali shalat pada setiap hari.” jawab Kanjeng Nabi Muhammad.
“Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melaksanakan shalat lima puluh kali sehari semalam, aku telah membuktikannya terhadap orang-orang sebelum engkau, dan aku merasakan betapa beratnya menghadapi Bani Israil. Kembalilah kepada Rabb-mu dan mintalah keringanan untuk umatmu.” saran Kanjeng Nabi Musa.
Maka Kanjeng Nabi Muhammad pun kembali untuk memohon keringanan yang dimaksudkan, dan Allah mengurangi sepuluh kali shalat. Ketika beliau kembali, ditanya lagi oleh Kanjeng Nabi Musa, “Apa yang diputuskan untukmu?” “Empat puluh kali shalat untuk setiap hari.” Jawab Kanjeng Nabi Muhammad.
Sekali lagi Kanjeng Nabi Musa memberi saran, “Sesungguhnya umatku masih belum mampu melaksanakan empat puluh kali shalat sehari semalam, aku telah membuktikannya terhadap orang-orang sebelummu, dan aku merasakan betapa beratnya menghadapi Bani Israil. Kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah keringanan untuk umatmu.”
Maka Kanjeng Nabi Muhammad pun kembali untuk memohon keringanan itu, dan Allah mengurangi sepuluh kali shalat lagi. Ketika beliau kembali, sekali lagi ditanya oleh Kanjeng Nabi Musa, “Apa yang diputuskan untukmu?” “Tiga puluh kali shalat untuk setiap harinya.” Jawab Kanjeng Nabi Muhammad.
Lagi-lagi Kanjeng Nabi Musa berkata, “Sesungguhnya umatku masih belum mampu melaksanakan tiga puluh kali shalat sehari semalam, aku telah membuktikan betapa beratnya menghadapi Bani Israil. Kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah keringanan itu.
Maka Kanjeng Nabi Muhammad pun kembali untuk memohon keringanan itu, dan Allah mengurangi sepuluh kali shalat lagi. Ketika beliau kembali, lagi-lagi ditanya oleh Kanjeng Nabi Musa, “Apa yang diputuskan untukmu?” “Dua puluh kali shalat setiap hari.” jawab Kanjeng Nabi Muhammad.
Kanjeng Nabi Musa masih memberi masukan lagi, “Sesungguhnya umatku masih belum mampu melaksanakan dua puluh kali shalat sehari semalam, aku telah membuktikannya terhadap orang-orang sebelummu, dan aku merasakan betapa beratnya menghadapi Bani Israil. Kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah keringanan untuk umatmu.”
Maka Kanjeng Nabi Muhammad pun kembali untuk memohon keringanan itu, dan Allah mengurangi sepuluh kali shalat lagi. Ketika beliau kembali, Kanjeng Nabi Musa bertanya, “Apa yang diputuskan untukmu?” “Sepuluh kali shalat setiap hari.” jawab Kanjeng Nabi Muhammad.
Kanjeng Nabi Musa berkata, “Sesungguhnya umatku masih belum mampu melaksanakan sepuluh kali solat sehari semalam, aku telah membuktikannya terhadap orang-orang sebelummu, dan aku merasakan betapa beratnya menghadapi Bani Israil. Kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah keringanan untuk umatmu.”
Maka Kanjeng Nabi Muhammad pun kembali untuk memohon keringanan itu, dan Allah mengurangi sepuluh kali shalat lagi. Ketika beliau kembali, Kanjeng Nabi Musa bertanya lagi, “Apa yang diputuskan untukmu?” “Lima kali shalat setiap hari.” jawab Kanjeng Nabi Muhammad.
Dan Kanjeng Nabi Musa masih berkata, “Sesungguhnya umatku masih belum mampu melaksanakan lima kali shalat sehari semalam, aku telah membuktikannya terhadap orang-orang sebelummu, dan aku merasakan betapa beratnya menghadapi Bani Israil. Kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah keringanan untuk umatmu.”
Waktu itulah Kanjeng Nabi Muhammad menjawab, “Sesungguhnya aku telah memohon kepada Rabb-ku, sehingga aku telah merasa malu. Aku memutuskan untuk menerima sepenuh hati lima kali shalat sehari semalam ini.” jelasnya.
Maka terdengarlah suara bergema, “Telah Aku tetapkan kewajiban hamba terhadap-Ku dan Aku ringankan beban dari hamba-hamba-Ku.”. [HR. Al-Bukhari]
Isra’ Mi’raj. Menurut saya bukan hanya menggambarkan peristiwa perjalanan Kanjeng Nabi Muhammad SAW ketika dinaikkan ke langit ketujuh. Ada contoh yang sangat gamblang dan detil tentang pentingnya kita berdoa.
Hakikat doa adalah permohonan. Berdoa adalah memohon, dengan menghadap Allah. Sama seperti saat Kanjeng Nabi Muhammad menghadap Allah pada momen Mi’raj di atas untuk memohon keringanan, atau kurang lebihnya begitu.
Jika engkau tidak berdoa (memohon) kepada Allah bebanmu tetap lima puluh. Namun jika engkau mau berdoa (terus memohon), bukan tidak mungkin Allah akan mengurangi bebanmu hingga tinggal lima, hingga engkau akan malu sendiri untuk memintanya lagi dan lagi.
Subhanallah walhamdulillah wala ilaha ilallah wallahu akbar.
Wonosobo, 22 April 2014
Gusblero