Alap-alap Gunung Bisma

gusblero - surawana2a

 

Ini kisah tentang Surawana, alap-alap gunung Bisma yang namanya hingga kini masih dikenal oleh masyarakat Wonosobo dan sekitarnya. Tatkala mendekati akhir masa hidupnya, seseorang bertanya kepadanya, ”Sura, siapakah gurumu?” Dia menjawab, “Aku memiliki banyak guru. Menyebut nama mereka satu-persatu akan memakan waktu berbulan-bulan, bertahun-tahun dan sudah tidak ada waktu lagi untuk menjelaskannya. Tetapi ada tiga orang guru yang akan aku ceritakan kepadamu.

 

GURUKU YANG PERTAMA ADALAH SEORANG PENCURI

Suatu saat aku aku tiba di sebuah kota. Malam larut, hingga semua tempat telah tertutup. Sebagai orang perdikan desa yang terbiasa bekerja sendiri, kondisi ini tentu saja membingungkanku. Tetapi akhirnya aku menemukan seorang pemuda yang sedang nggangsir (melubangi tanah dekat dinding) pada sebuah rumah. Hmm…amatir, dalam hati aku berkata.

 

Tidak susah untuk mendekatinya. Dan agak terkejut pemuda itu ketika mendadak aku sudah berada sedepa di hadapannya. Maka sebelum ia panik, aku bertanya kepadanya di mana aku bisa menginap. Masih dengan nada gugup ia berkata “Adalah sulit untuk mencarinya pada larut malam seperti ini, tetapi engkau bisa menginap bersamaku, jika engkau bisa menginap bersama seorang pencuri.”

 

Pencuri? Hmm…amatir begitu tidak pernah menyangka yang di hadapannya adalah seorang alap-alap, begal yang bisa merasa tersinggung bocah ingusan begitu mengaku sebagai pencuri. Sungguh sebuah dagelan yang memalukan.

 

Tetapi menghadapi keluguannya tiba-tiba terbersit keinginanku untuk tinggal bersamanya dan mengujinya. Dan diluar dugaan, sungguh menakjubkan pemuda ini. Aku menetap bersamanya selama satu bulan, dimana setiap malam ia akan berkata kepadaku, “Sekarang aku akan pergi bekerja. Engkau beristirahatlah dan berdoa.”

 

Selalu begitu dan saat dia telah kembali aku bertanya, “Apakah engkau mendapatkan sesuatu?” dia menjawab, “Tidak malam ini. Tetapi besok aku akan mencobanya kembali, jika Tuhan berkehendak.” Dia tidak pernah patah semangat, dia selalu bahagia.

 

Itu adalah sebuah kisah dimasa lalu. Tahun-tahun jauh sebelum kemudian aku ber-khalwat (mengasingkan diri) selama bertahun-tahun dan diakhir waktu tidak terjadi apapun. Begitu banyak masa dimana aku begitu putus asa, begitu patah semangat, hingga akhirnya aku berniat untuk menghentikan semua omong kosong ini. Dan tiba-tiba aku teringat akan si pencuri yang selalu berkata pada malam hari. “Jika Tuhan berkehendak, besok akan terjadi.”

 

GURUKU YANG KEDUA ADALAH SEEKOR ANJING

Pada sebuah pelarian aku didera begitu kehausan. Tatkala aku pergi ke sungai, seekor anjing tiba-tiba mendekatiku dan nampaknya ia juga kehausan. Anjing itu menyorongkan kepalanya ke sungai, hingga saat ia melihat ke airnya dan ia melihat ada anjing lainnya “bayangannya sendiri”di sana, ia pun ketakutan. Anjing itu kemudian menggonggong dan berlari menjauh.

 

Tetapi karena begitu haus ia kembali lagi. Akhirnya, terlepas dari rasa takutnya, ia langsung melompat ke airnya, dan hilanglah bayangannya. Dan pada saat itulah aku menyadari sebuah pesan datang dari Tuhan: ketakutanmu hanyalah bayangan, ceburkan dirimu ke dalamnya dan bayangan rasa takutmu akan hilang.

 

GURUKU YANG KETIGA ADALAH SEORANG ANAK KECIL

Pada sebuah perkampungan di lereng gunung Sindoro petang hari, aku melihat seorang anak kecil membawa sebatang obor kecil yang menyala. Dia sedang menuju sebuah surau untuk belajar mengaji seperti layaknya anak-anak dusun pada masa itu.

 

Sekedar mencandai aku bertanya kepadanya, “Apakah engkau sendiri yang membuat obor itu, Nak?” Dia menjawab, “Ya tuan.” Kemudian aku bertanya kembali, “Ada suatu waktu dimana obornya belum menyala, lalu ada suatu waktu dimana obornya menyala. Bisakah engkau tunjukkan kepadaku darimana datangnya sumber cahaya pada obor itu?”

 

Anak kecil itu tertawa, lalu meniup obornya. Tepat di depan surau anak kecil itu berkata, “Sekarang Bapak telah melihat cahayanya pergi. Kemana ia perginya? Jelaskan kepadaku!”

 

Kesombonganku remuk redam, seluruh martabat dan pengetahuanku sebagai dedengkot alap-alap gunung Bisma berantakan. Pada saat itu tiba-tiba aku menyadari kepandiranku sendiri dan sejak saat itu aku letakkan, aku tanggalkan seluruh ilmu pengetahuanku.

 

Wahai pencari ilmu, adalah benar bahwa aku tidak memiliki guru Spiritual. Tetapi bukan berarti bahwa aku bukanlah seorang murid, aku menerima semua kehidupan sebagai guruku. Bahkan dalam kehidupanku sebagai seorang begal aku mempelajari banyak hal untuk tidak coba-coba melawan alam. Pembelajaranku sebagai seorang murid jauh lebih besar dibandingkan dengan dirimu. Aku mempercayai awan-awan, pohon-pohon, kehidupan binatang. Seperti itulah aku belajar dari kehidupan.

 

Aku tidak memiliki seorang guru Spiritual karena aku memiliki jutaan guru yang aku pelajari dari berbagai sumber sepanjang pengembaraan dan petualanganku!

 

Gusblero Free

 

Note: dari berbagai sumber

Saat-saat Terakhir Kanjeng Nabi Muhammad SAW

gusblero - saat Nabi wafat1

 

Pada tanggal 9 Dzulhijjah 11 H saat haji Wada’ dikala matahari tergelincir, Rasulullah SAW berangkat ke Arafah dan melakukan khutbah terakhirnya di hadapan seratus empat puluh empat ribu jamaahnya. Beliau berdiri di tengah-tengah mereka dan bersabda, “Wahai manusia, dengarkanlah apa yang hendak kukatakan. Mungkin setelah tahun ini aku tidak akan dapat menemui kalian di tempat ini selama-lamanya.

 

.
Sesungguhnya darah dan harta kalian adalah suci bagi kalian seperti kesucian hari dan bulan ini di negeri ini sampai datang masanya kamu menghadap Tuhanmu, dan kamu pasti menghadap-Nya. Pada waktu itu kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatanmu.

 

.
Ketahuilah, sesungguhnya segala bentuk perilaku dan tindakan jahiliyah tidak boleh berlaku lagi. Tindakan menuntut balas atas kematian seseorang sebagaimana berlaku di jaman jahiliyah juga tidak berlaku lagi. Dan sesungguhnya segala macam riba tidak boleh berlaku lagi. Ikhwah fillah, barang siapa telah diserahi amanat, maka tunaikanlah amanat itu kepada yang berhak menerimanya. Jangan kamu mendzalimi orang lain dan jangan pula kamu terdzalimi.

.
Ketahuilah, sesungguhnya setan telah berputus asa untuk dapat disembah di negeri kalian selama-lamanya. Namun dia (setan itu) akan ditaati dalam perbuatan-perbuatan yang menurut kalian remeh, maka dia pun merasa puas terhadap hal itu. Oleh karena itu peliharalah agamamu ini baik-baik.

 

.Takutlah kepada Allah dalam memperlakukan wanita karena kalian mengambil mereka sebagai amanat Allah. Dan kehormatan mereka dihalalkan bagi kalian dengan nama Allah. Hak kalian atas mereka adalah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang tidak kalian sukai ke dalam rumah kalian. Dan hak mereka atas kalian adalah kalian harus memberi mereka nafkah dan pakaian secara baik.

 

Wahai manusia, dengarkanlah! Sungguh aku telah meninggalkan sesuatu pada kalian yang jika kalian pegang teguh, niscaya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku.

 

Wahai manusia, sesungguhnya tiada lagi nabi sesudahku, dan tiada lagi umat sepeninggal kalian. Sembahlah Allah, Rabb kalian, dan dirikanlah shalat lima waktu. Laksanakan shaum Ramadhan dan bayarlah zakat secara sukarela. Tunaikanlah haji di Baitullah, dan taati pemimpin kalian, niscaya kalian akan masuk surga Rabb kalian. Perhatikan kata-kataku. Sesungguhnya setiap muslim itu bersaudara. Seseorang tidak dibenarkan mengambil sesuatu dari yang lain kecuali atas dasar keridlaan.”

.
Rasul sejenak terdiam, lalu bersabda: “Kalian akan ditanya tentang aku, maka apakah yang hendak kalian katakan?” Mereka menjawab: “Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan risalah, menunaikan amanat, dan memberi nasehat.” Sambil menunjuk ke langit Rasul berkata: “Ya Allah, saksikanlah.”

.
Selesai menyampaikan khutbah, wahyu terakhir turun, dan putuslah wahyu untuk selama-lamanya: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan nikmat-Ku kepadamu, dan telah Kuridlai Islam sebagai agama bagimu.” (QS. Al Maidah 3)

.
Tatkala dakwah Islam telah sempurna, tanda-tanda perpisahan dengan kehidupan dan orang-orang yang hidup di dunia mulai tampak pada diri Rasullah SAW.

 

 

gusblero - saat Nabi wafat2

 

Pada awal bulan Shafar 11 H Rasulullah pergi ke Uhud. Seusai menshalati syuhada Perang Uhud beliau bersabda: “Sesungguhnya aku mendahului kalian, dan aku menjadi saksi atas kalian. Demi Allah, sungguh aku melihat telagaku, sekarang ini. Sesungguhnya aku telah diberi kunci-kunci perbendaharaan dunia. Demi Allah, aku tidak khawatir kalian menjadi musyrik sepeninggalku. Tetapi aku khawatir kalian memperebutkan dunia.”

.

 

Untuk pertama kalinya, hari Senin 29 Shafar 11 H, Rasulullah sakit. Suhu badan Nabi yang sangat tinggi menyebabkan para sahabat dapat melihat urat nadi di bagian kepala beliau. Hingga suatu ketika, Rasulullah pernah meminta tujuh gayung air diguyurkan ke kepala beliau yang mulia.

 

Dalam kesempatan lain, Rasulullah berujar: “Sesungguhnya ada seorang hamba diberi pilihan oleh Allah. Yaitu diberi kemewahan dunia sesuai apa yang dikehendakinya, atau diberi apa yang ada di sisi-Nya. Lalu hamba itu memilih apa yang ada di sisi-Nya.”

 

Terdengar suara isak tangis, dialah Abu Bakar. Para sahabat keheranan, sebagaimana ketika Haji Wada’ saat wahyu terakhir turun, ia juga menangis. Pada waktu itu Abu Bakar berkata: “Sesungguhnya setelah kesempurnaan itu yang ada hanyalah kekurangan.” Para sahabat di kala itu mendapatkan kesan bahwa setelah agama ini disempurnakan risalahnya, maka akan ada orang yang paling dicintai di tengah mereka yang akan pergi. “Kami tebus engkau dengan bapak-bapak dan ibu-ibu kami, wahai Rasul.” ujar Abu Bakar berlinang air mata.

.
Semakin hari sakit Rasulullah semakin bertambah, dan selama itu Abu Bakar ditunjuk menjadi imam shalat. Sesekali Rasulullah menyingkap tabir di kamar dan memperhatikan kaum Muslimin sedang shalat di masjid Nabawi sembari tersenyum. Tak jarang pula ketika Rasulullah hendak bangun, namun badan beliau tak kuat. Kemudian beliau jatuh pingsan berulang-ulang, hingga beliau harus dipapah oleh para sahabat, dengan kepala terbalut kain.

.

 

Pada hari Ahad 11 Rabi’ul Awal 11 H, Rasulullah memerdekakan budak laki-lakinya, menshadaqahkan tujuh dinar sisa hartanya, dan menghibahkan senjata-senjatanya kepada kaum Muslimin. Pada malam itu, Aisyah meminjam minyak lampu dari tetangganya untuk penerangan kamar Rasulullah, sementara baju besi Rasulullah digadaikan kepada orang Yahudi seharga tiga puluh sha’ gandum. Demikianlah kondisi Rasulullah di saat-saat kritis.

.
Hingga keesokan harinya, di akhir waktu dluha, Senin 12 Rabi’ul Awal 11 H, Rasul memanggil Fathimah, putri tercintanya, lalu membisikkan sesuatu kepadanya, dan Fathimah pun menangis. Kemudian Rasul memanggil Fathimah lagi, dan membisikkan kembali sesuatu. Fathimah pun tersenyum.

.
Para sahabat bertanya hal itu kepada Fathimah, dan dijawabnya: “Nabi membisiki aku bahwa beliau akan wafat, lalu aku menangis. Kemudian beliau membisiki aku lagi, dan mengabarkan bahwa aku adalah orang pertama diantara anggota keluarga beliau yang akan menyusul beliau. Lalu aku tersenyum.”

.
Fathimah melihat penderitaan berat yang dialami ayahandanya, sehingga ia berkata: “Alangkah beratnya penderitaanmu. Ayah…” ungkapnya lirih. Dengan suara parau sembari tetap tersenyum, Rasul menghibur buah hatinya: “Sesudah hari ini, ayahmu tidak akan menderita lagi.”

.
Para sahabat sudah merasa bahwa inilah saat-saat datangnya ajal bagi Nabi mereka. Mereka berkumpul di sekitar kediaman Nabi, begitu pula kaum Muslimin lainnya.
Tiba-tiba terdengar seorang berseru mengucap salam dari luar pintu: “Bolehkah saya masuk?” ujar suara itu. Fathimah tidak mengijinkannya, “Ayahku sedang sakit,” ujarnya sembari membalik badan dan menutup pintu.

.
Rasul menanyai puterinya siapa yang tadi mengetuk pintu. “Tidak tahu Ayah, sepertinya baru kali ini aku melihatnya,” jawab Fathimah dengan tutur lembut. Lalu Rasul menatap puterinya dengan pandangan menggetarkan, “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan fana, dialah yang memisahkan pertemuan dunia, dialah Malaikat Maut.”

 

.
Fathimah tak kuasa menahan ledakan tangisnya. Malaikat Maut datang menghampiri ruangan itu. Rasulullah bertanya mengapa Jibril tidak ikut bersamanya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di langit dunia menyambut ruh kekasih Allah, dan penghulu alam semesta ini.

.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah,” pinta Rasul dengan suara amat lemah. Jibril berkata, “Pintu-pintu langit terbuka, semua malaikat menanti ruhmu. Semua pintu surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” ujar Jibril. Rasul mencium bau wangi surga dari pembaringannya ini. Tapi ternyata itu tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril.
“Kabarkan padaku bagaimana nasib umatku kelak,” pinta Rasul. Jibril tersenyum, “Jangan khawatir wahai Rasul Allah. Aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: “Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya.”

.
Detik-detik semakin dekat saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan, ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. Fathimah terpejam, dan Ali yang ada di sampingnya menunduk semakin dalam. Jibril seketika memalingkan mukanya ke arah lain.

.
“Jijikkah kau melihatku hingga kau palingkan wajahmu. Wahai Jibril?” tanya Rasulullah kepada malaikat pengantar wahyu itu. “Siapa sanggup menyaksikan kekasih Allah direnggut ajal,” jawab Jibril.

.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tak tertahankan lagi. Kulitnya serasa mengelupas dari ujung jari kaki ke bagian atas tubuhnya. Sekujur badannya mengalami kesemutan luar biasa, merambat naik ke atas, dan seribu mata pedang seperti dihujamkan seketika di batang lehernya. Rasulullah merasa telah diambang perpisahannya,” Ya Allah, dahsyat nian maut ini. Timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.”

.
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seperti hendak membisikkan sesuatu. Ali mendekatkan telinganya kepada Rasulullah, “Uushikum bish-shalati, peliharalah shalat, wa maa malakat aimanuku, dan peliharalah orang-orang lemah diantara kamu.”

.
Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, para sahabat saling berpelukan. Fathimah menutupkan tangan di wajahnya, air matanya kian menderas. Ali mendekatkan telinganya kembali ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan itu. Terdengar suara lirih Rasul ketika ruh mencapai kerongkongan,” Ummatii….ummatii…..umatku….umatku…..”

 

gusblero - saat Nabi wafat3
“Telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami. Sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu. Penyantun dan penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS At-Taubah 129)

.

Menyalalah hati….hatiku…..nyala!!

 

Gusblero Free

Hujan

gusblero - hujan

 

Hujan ternyata memiliki nama, dan masyarakat hujan juga bernama. Nama-nama yang indah yang mencerahkan. Berkah, Rahmat, Arkantara, Tabitha, Maimanah, Iluminada, Nerina, Enos, Osmond, dan lain-lainnya. Mereka adalah warga bulir hujan yang menyapaku sore tadi di beranda. Dan ternyata mereka juga yang telah melihatku mendatangi rumahmu sekian minggu yang lalu.

 

Dahsyatnya wirid semesta di jagad teofani. Sementara hari-hari kita hanya melihat hujan sebagai sesuatu yang basah. Ternyata dibalik semua itu tersimpan beribu rahasia syukur yang mencengangkan. Hayya Hayyu Yaa Hayyu Hayya. Basahi aku dengan rahmat-Mu, Yaa Rabb…

 

Gusblero Free, 26 Oktober 2016

Point of Triangle

gusblero - point of triangle

 

Ada malam aku tak bisa tidur

bintang serasa di ubun namun tak kulihat sinarnya

Aku terlalu sibuk membaca hatiku sendiri

 

Ada banyak bayangan bergerak, tetapi

apa yang kuanggap sebagai kenyataan hidup itu

ternyata hanya ilusi pandir dalam kesamsaraan manusiaku.

Hatiku resah

 

Ternyata tak mudah kembali padaMu

Sesudah pergulatan panjang dan Engkau masih di situ

 

Aku gagap, Kekasihku

Gagap memandang teduh wajahmu

 

Malam sunyi dalam gelap kusembunyikan

kegagalanku

Lirih mengadu yang sanggup kupersembahkan

hanya cintaku

 

Ada yang membuatku merasa bersalah dan malu

Kitab-kitab terlihat usang dan ketika kusentuh

tercetak jariku menandai jejak di antara debu

yang kian menebal saat kutinggalkan

 

Ya, begitulah Engkau selalu ada untukku

Lelaki yang tak bosan mencintai, namun begitu sering kehilangan waktu

 

Aku berkaca pada langit

dan menimbang darimana Engkau akan datang

Malam larut kusediakan hatiku

di sini kusingkap lengang dan padaMu sepenuhnya tertuju

 

Gusblero Free

Kapal (Perahu) Terbang Nabi Sulaiman AS

gusblero - perahu nabi Sulaiman

 

Rabbiighfir lii wahab lii mulkan laa yanbaghii ahadin min ba’dii innaka antal wahhaab(u). Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.” (QS Shad 35) begitulah Kanjeng Nabi Sulaiman AS memohon kepada Allah. Pun begitu kekuasaan Kanjeng Nabi Sulaiman AS yang nyaris tanpa batas itu tidak lantas serta merta tanpa ujian.

 

Suatu ketika saat berada jauh di ujung samudera, Kanjeng Nabi Sulaiman mendengar kabar keadaan kota Yerusalem yang berubah menjadi kacau karena ulah Yazar tokoh dinasti Lavi dibantu penyihir Ara yang memprovokasi kaum bani Israel untuk menguasai Bait Suci. Dari tempat yang berpencar, Bait Abia, Bair Hares, Talle Rafidim, Hebron,Eyn Phares menuju Yerusalem.

 

Kanjeng Nabi Sulaiman menunduk, kelopak matanya basah. Dengan bibir yang gemetar ia berucap: “Tuhanku, musuh telah menyerang dari segala arah dan mengungguli kami. Jarak kami sungguh jauh, sementara tubuhku lemah dan dayaku terbatas. Tuhanku, apa yang harus kulakukan, tolonglah aku…”

 

Kekuasaan boleh saja tanpa ujung, akan tetapi persoalan dalam hidup ternyata juga tak mampu diketahui ibarat sumur tanpa dasar. Berikutnya dalam Al Qur’an surat Shad ayat 36 Allah berfirman, Fasakh-kharnaa lahurriiha tajrii bi-amrihii rukhaa-an haitsu ashaab(a). Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya.”

 

Sulaiman, hamba Kami yang saleh. Kami telah tundukkan angin bagimu. Gunakan ia untuk membawamu kemana pun yang kau inginkan.

 

Mendengar Janji Allah itu, Kanjeng Nabi Sulaiman segera menggabungkan tiga kapal yang saat itu menjadi armadanya. Tak lama kemudian dari ujung yang jauh angin serupa puting belitung bergerak mendekati buritan kapalnya. Udara berputar, layar mengembang, menghentakkan geladak, angin bergerak lalu berlayarlah di angkasa kapal (perahu) terbang pertama dalam jagat sejarah manusia. Wallahu A’lam.

 

Gusblero Free

Meninggalkan Embun

gusblero - timeline

 

Aku pergi meninggalkan embun
Pada malam yang membatu di pegunungan
Bukan sunyi benar yang aku risaukan
Hanya kegelapan mengepungku di kiri kanan

 

Aku memanggili namaMu
Namun hanya gema mengalir jauh
Aku menggigil terasa ada yang tak sempurna
Kecuali belas kasihMu

 

Aku telanjang di alam padang
Tempat mana seluruh mahluk boleh mencercaku
Yang tersisa hanya doa
Itu pun jika Engkau masih mau mendengarkanku

 

Ampuni aku….ampuni aku….

 

Gusblero Free, 12 Maret 2015