Avatar Pengendali Api dari Surabaya

Pengenalan tentang seorang tokoh pengendali api yang ada di Indonesia berawal dari kisah Edward Richards yang sudah hampir lima tahun mengembara untuk mencari seorang ‘guru’ yang diketahuinya melalui buku dan penayangan sebuah program televisi di negaranya, Chicago, Amerika Serikat.

 

Kisah itu kemudian menjadi Head Story yang ditampilkan Koran Harian Jawa Pos, edisi Sabtu 29 Januari 2005. Targetnya jelas, barangkali ada masyarakat yang bisa memberikan informasi seputar John Chang, tokoh dimaksud Edward Richards dalam buku.

 

Beruntung bagi Edward Richards, tayangan berita itu kemudian direspon oleh ‘seseorang’ yang lalu benar-benar bisa mempertemukannya dengan master John Chang (Djiang) secara langsung.

 

Berikut sedikit ulasan kisah yang bisa dikumpulkan dari narasumber David Kuntadi (by email), tentang upaya Edward Richards dalam menemukan ‘guru’ yang dikabarkan mampu membakar koran dari jarak 1 meter dengan tangan kosong, mampu membunuh orang hanya dengan memegang saja, dan mampu memukul/menggerakkan benda-benda dari jarak jauh.

 

avatar api dari surabaya

 

Jawa Pos Sabtu, 29 Januari 2005
Edward Richards adalah pria asli Chicago, Amerika Serikat. Sudah hampir lima tahun ini dia mengembara untuk mencari seorang “guru”. Guru ini hanya dikenalnya lewat buku dan program televisi di negaranya. Pencariannya itu menghantarkan Edward ke Surabaya.

 

Kamis (27/1/2005) malam lalu adalah hari kedua Edward Richard berada di Surabaya. Dengan memakai kaus oblong dan celana pendek, dia datang ke redaksi Jawa Pos. Bule berkumis itu membawa sebuah buku yang sudah hampir lima tahun dimilikinya. Buku setebal 208 halaman itu berjudul The Magus of Java: Teachings of an Authentic Taoist Immortal. Pengarangnya adalah Kosta Danaos, penulis dari Yunani.

 

Tak tampak kelelahan di wajah Edward. Padahal, seharian penuh dia mengelilingi Surabaya. Pria 44 tahun itu mendatangi satu persatu tabib dan shinshe di kota ini. Salah satu tempat yang sudah diubek-ubek adalah kawasan Jalan Jagalan. Tak ketinggalan beberapa klenteng pun disambanginya.

 

Gerangan apa yang sedang dicari Edward? “I’m looking for this man,” katanya kepada Jawa Pos. Saat mengucapkan kalimat itu, Edward menunjuk salah satu halaman pada buku yang dibawanya. Halaman itu berisi foto seorang pria yang sedang bermeditasi. Nama pria itu adalah John Chang.

 

Ya. John Chang adalah seorang master yang kisahnya diangkat dalam buku karangan Kosta Danaos tersebut. Dia adalah seorang “paranormal” keturunan Tionghoa di Indonesia. Buku itu menjelaskan secara rinci kemampuan John Chang.

 

Di situ tertulis bahwa John Chang adalah seorang telekinesis (mampu menggerakkan benda dari jauh), pyrokinesis (mampu menciptakan api), telepatis dan kemampuan lainnya.

 

Selain itu, John Chang juga disebut menguasai teknik akupunktur dan thai chi. “Dia menguasai aliran yang disebut nei kung,” terang Edward.

 

Nah, kemampuan inilah yang membuat hati pria yang masih lajang itu terpikat. Apalagi, dia mengaku mengalami masalah kesehatan. “Saya ingin berobat kepada orang itu,” katanya. Menurut Edward, dia punya gangguan di punggung bawah dan hernia yang sudah menahun.

 

Mengapa tidak dioperasi di Amerika saja? Edward hanya menggeleng sambil tersenyum. Menurutnya, dia lebih tertarik kepada John Chang itu. Sebab, yang dilakukan suhu itu tak hanya menyembuhkan. Tetapi, John Chang juga punya metode untuk membuat hidup menjadi lebih baik. Yaitu, dengan membangkitkan energi chi seseorang.

 

Inilah yang membuat Edward rela menghabiskan sebagian waktunya untuk mencari sang guru. Pencarian ini sudah dimulai pertengahan 2000 lalu saat Edward tak sengaja membeli buku The Magus of Java itu. “Saat saya membaca, saya ingat bahwa saya pernah melihat orang ini di televisi, sekitar 10 tahun lalu,” katanya.

 

Memang benar. Pada 1988, John Chang memang pernah ditampilkan di salah satu televisi di Amerika. Saat itu John tampil pada sebuah acara dokumenter bertajuk Ring of Fire. Dokumenter ini dibuat oleh Lourne dan Lawrence Blair. Dan, film ini sangat fenomenal. Sebab, kemampuan John Chang terekam dengan jelas. Misalnya, bagaimana John menunjukkan penguasaannya menguasai fenomena chi atau bio energi. Bahkan, film itu juga menunjukkan bagaimana John mampu menyembuhkan penyakit mata sang pembuat film. Atau, bagaimana John bisa membakar koran dengan tangannya.

 

Sejak itu, ribuan orang berusaha mencari identitas John. Konon, hanya ada lima orang yang berhasil. Dan, salah satu di antaranya adalah Kosta Davaos, sang penulis buku. Kosta bahkan sempat magang selama beberapa tahun kepada John Chang.

 

Sayangnya, walaupun ada buku dan film yang merekam kemampuan John, ada satu hal yang tak pernah diterangkan. Yaitu, identitas sang guru. “Mereka tak menyebut alamatnya. Bahkan saya rasa, nama John Chang juga bukan nama asli,” tutur Edward.

 

Tetapi, Edward tak mau putus harapan. Sebisa mungkin dia berusaha mencari video yang pernah diputar di televisi di negaranya itu. Dan dia mendapatkannya. Berbekal buku dan video itulah dia memulai pencariannya.

 

Pada November 2002 lalu, Edward pergi ke Jakarta. Dia mengaduk-aduk kawasan pecinan. Ketika itu, dia bertemu dengan salah satu murid John Chang. Ucapan syukur sempat meluncur. “Saya rasa, saya sudah dekat kepada guru itu,” katanya. Tetapi, murid tersebut ternyata tak mau menunjukkan alamat gurunya. “Dia sudah bersumpah tak mau membuka identitas sang guru,” sambung Edward. Meski demikian, murid itu sempat menyebut satu kota: Surabaya.

 

Edward pun kembali ke negaranya. Dia mencoba mengecek kembali keberadaan sang guru. Informasi baru pun dia peroleh. “Guru itu tinggal di kota besar di Jawa Timur. Sekitar 400 mil dari Jakarta,” katanya. Dan, Edward pun semakin pasti bahwa guru itu tinggal di Surabaya.

 

Awal pekan lalu, dia tiba di kota ini. Dengan diantar salah satu staf Hotel Novotel, tempatnya menginap, dia mengelilingi kota ini. Tetapi, hasilnya masih nihil. “Semua menjawab tak tahu,” katanya. “Mungkin mereka juga diberi pesan untuk merahasiakan alamatnya,” sambungnya.

 

Meski demikian, Edward belum menyerah. “Saya punya waktu dua minggu untuk mencarinya. Jika tidak ketemu, saya akan datang lagi lain waktu,” katanya. Bahkan, dia pun menghimbau jika ada orang yang tahu alamat sang guru, bisa mengirim surat atau email kepadanya. Alamatnya: Edward Richards, 3540 N. Southport #116, Chicago, IL 60657 USA. Atau email: [EMAIL PROTECTED].

 

Jawa Pos Rabu, 02 Februari 2005

Akhir Pengembaraan Edward Richards, Warga Amerika yang Mencari Guru Chi

 

Papa Tidak Sakti seperti Dewa Impian Edward Richard, warga Chicago, Amerika Serikat, yang ngebet ingin bertemu pakar chi (bio energi) John Djiang, akhirnya terkabul. Sabtu lalu (29/1/2005), Edward berhasil mendapatkan kontak, bahkan menemukan alamat John di Surabaya. Bagaimana perasaan Edward setelah menemukan jejak “sang guru” yang hampir lima tahun dicarinya itu?

 

Hari itu mungkin menjadi salah satu hari yang membahagiakan Edward Richard. Hari itu seakan menjadi akhir pencarian panjang yang dilakoni Edward sejak 2000. John Chang, pria yang dicarinya, sudah ditemukan. keberadaan dan identitas John Chang diberitahukan oleh seseorang yang menelepon Edward. Tak heran, pagi itu Edward langsung keluar dari kamar Hotel Novotel, tempatnya menginap selama ini, untuk menemui sang “guru” yang selama ini ingin ditemuinya.

 

Saat ditemui di loby hotel siang itu, wajah Edward tampak lega, plong. Saat turun dari van putih yang mengantarnya, pria 44 tahun itu tersenyum gembira. Dia lalu menjabat tangan Jawa Pos. “I found him (Saya sudah menemukan dia — John Chang–, Red.),” katanya. Namun, ketika itu Edward tak langsung bisa bertemu dengan John. “Saat saya ke rumahnya, dia memang belum pulang. Dia sedang ke luar kota. Saya belum bertemu langsung,” terangnya. Akhirnya bule berkumis itu berjanji akan menemui John lagi pada Senin (31/1/2005) lalu. Sayang, Edward tak bersedia menunjukkan alamat John. “Saya rasa, dia tak ingin publikasi,” kilahnya. Kok jadi mudah sekali Edward bisa menemukan John yang dicarinya hampir lima tahun ini? “No, no. It’s not easy at all (Sama sekali tak mudah, Red.),” katanya sedikit merengut. “Tetapi, karena kamu menulisnya di halaman depan koran, itu membuat sedikit mudah,” sambungnya.

 

Koran ini memang memuat features tentang “petualangan” Edward selama hampir lima tahun mencari guru chi John Chang pada Sabtu (29/1/2005) itu. Tulisan itu menceritakan tentang Edward yang mengaku penasaran dengan keberadaan John Chang. Edward tahu tentang John dari buku The Magus of Java: Teachings of an Authentic Taoist Immortal. Buku setebal 208 halaman itu dikarang oleh Kosta Danaos, penulis asal Yunani. Dalam buku itu disebutkan bahwa John ada di Jawa. Tapi tidak ada alamat detilnya. Tak heran jika Edward mesti merunut jejak John dari kota ke kota lain. Selain itu, Edward juga sempat menonton John di salah satu program televisi di negaranya. Film dokumenter itu berjudul Ring of Fire yang dibuat oleh Lourne dan Lawrence Blair, dari Inggris. Film itu diputar di AS pada 1988.

 

Yang membuat Edward terpikat dan penasaran, buku dan film tersebut menceritakan tentang keampuhan John Chang. John diprofilkan menguasai bio energy atau lazim disebut chi. Bahkan, John disebut-sebut mampu membuat api dari telapak tangannya (pyrokinesis) atau menggerakkan barang dari jauh (telekinesis). Di dalam buku itu disebutkan pula bahwa John adalah “suhu” aliran nei kung.

 

Memang, segala kemampuan yang ditulis tentang John itu seolah di luar akal sehat. Tapi, “kesaktian” John yang luar biasa itulah yang membuat Edward tertarik untuk mengobatkan sakit punggung dan hernianya kepada guru chi itu. Memang, setelah penayangan tulisan pencarian Edward itu, beberapa pembaca yang mengenal John sempat menginformasikan alamat yang bersangkutan di S (pihak keluarga John minta detil alamatnya dirahasiakan dengan alasan untuk privacy, Red.). Mereka memberi tahu bahwa John lebih dikenal dengan nama suhu Dji Djiang. Rumahnya di salah satu perumahan di kawasan Surabaya Barat.

 

Jawa Pos yang kemarin berusaha menemui John Chang di rumahnya, hanya ditemui putranya, Johan Chang. “Papa sedang ke luar kota,” katanya sambil tersenyum ramah. Johan menceritakan, setelah kasus pengembaraan Edward itu diberitakan koran ini, banyak orang yang tiba-tiba menelepon rumahnya. “Kami sampai pusing,” sambung pria berkulit putih itu.

 

Keluarga John memang sempat puyeng. Sebab, mereka tak pernah memandang papanya sebagai orang berilmu. Menurut mereka John hanyalah salah satu praktisi akupuntur. Sederetan nama tokoh terkenal memang pernah berobat kepada John. Salah satu yang disebut Johan adalah Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid, Red). Ketika disinggung bahwa orang mengenal John dari buku-buku atau film yang menceritakan tentang sosok John, Johan dengan cepat menjawab, “Buku-buku itu banyak yang membual dan melebih-lebihkan.”

 

Johan mengatakan bahwa ayahnya tak punya kesaktian seperti yang dibilang dalam buku tersebut. Memang, semua dokumentasi itu menulis bahwa John punya keampuhan bak dewa. “Tetapi, orang kan ada kelebihan dan kekurangannya,” kata Johan. Tentang Edward yang mencari papanya selama hampir lima tahun, Johan mengakui bahwa papanya sudah bertemu warga AS itu. Bahkan, John juga bersedia mengobati penyakit Edward. “Papa saya sebenarnya sudah pensiun. Dia kan sudah 66 tahun,” katanya.  “Papa mencoba menyembuhkan sakit punggung Edward,” kata Johan. Sebab, hanya penyakit yang berhubungan dengan saraf yang bisa disembuhkan lewat akupunktur. Sedangkan penyakit hernianya, menurut John sulit disembuhkan dengan ilmu akupunktur. “Apalagi papa saya kan bukan dewa,” tandas Johan.

 

Dan untuk diketahui, saat ini John Chang sudah tidak menerima pasien atau pun murid lagi.

 

Lebih detil tentang John Chang:

https://www.youtube.com/watch?v=TdYM0vNufwc

 

Catetan lain:

 

Perbedaan Chi Kung dan Nei Kung

Kalau chikung yang dilatih kebanyakan orang mengumpulkan chi yang (positif) belaka. Sementara tahap neikung adalah penggabungan dari tenaga yin dan yang dimana penggabungan kekuatan ini sangat dasyhat. Kekuatannya hampir sama dengan kayak film Dragon Ball Z.

 

Fenomena paranormal Nei Kung

Mungkin orang kebanyakan pasti menganggap konyol dan mengada-ada, tetapi itulah rahasia Tao sebenarnya. Di dunia ini konon memang hanya mendiang gurunya John Chang saja yang mencapai tahap tertinggi Taoist Immortal.

 

Seseorang yang berhasil mencapai tahap neikung dia akan menguasai beberapa kelebihan diantaranya pyrogenesis, telekinesis, levitation, dan komunikasi dengan tetua-tetua yang telah meninggal sebelumnya yang belum menjadi dewa. Terkait hal ini sekaligus untuk  menjelaskan bahwa kalau ada orang yang sembahyang katanya dirasuki dewa ataupun dewi itu hanya bohong belaka. Yang ada paling utusannya doang, bukan dewa atau dewi yang bersangkutan. Kalau sudah jadi Dewa tidak mungkin bisa dipanggil lagi karena dia sudah tidak ada urusan lagi dengan dunia.

 

Level tertinggi Nei Kung yang pernah dicapai

Di dunia ini yang berhasil mencapai chi tahap tinggi hanya dua orang yaitu Buddha Tatmo dan pendiri Wudang Thio Sam Hong (Zhang San Feng) yang bisa mencapai level 72 Taoist, yang mana bisa membuat jasmani rohaninya terjaga, hingga pas meninggal umurnya sudah 249  pada awal Dinasti Ming. Dan chi yang John Chang pelajari memang ada kaitannya dengan aliran Thio Sam Hong.

 

Metode berlatih Nei Kung

Yang (chi positif) itu datangnya dari matahari. Sedangkan yin (chi negatif) asalnya dari bumi. Makanya kalau hendak melatih Taoist Chikung harus latihan di lantai langsung tidak ada alas di bawahnya supaya kita bisa kontak langsung dengan bumi.

 

Ilmu ini hanya boleh dipelajari oleh kultur Chinese. Bukan rasialis, tetapi sudah aturan dari tetua (para Cenpei yang sudah meninggal). Ilmu ini adalah ilmu dewa jadi tidak bisa sembarang orang yang menguasainya. Serajin apapun dia untuk latihan tapi tidak direstui dari Thien tidak bakal bisa dia kuasai. Sampai sekarang sudah banyak murid dari master sifu (gurunya John Chang) yang berusaha untuk menguasainya, namun semuanya mentok pada level 3 dimana ini level penentuan chi-nya bisa lepas.

 

Bayangkan kalau chi bisa lepas, akibatnya gampang tidak bisa menahan emosi. Apalagi jaman sekarang orang sangat enteng mengumbar kemarahan, akibatnya bisa fatal dengan hilangnya nyawa seseorang.

 

Akan punahkah ilmu silat Tao?

Shan Mao, dulunya salah satu tetua yang pernah hidup tahun 1900an dia pernah melakukan tindakan ini dalam semalam dia membunuh +/- 200 orang penduduk karena emosi. Sejak kejadian itu Thien telah mengutuk aliran ini karena perbuatan karma yang dia lakukan dengan menggunakan ilmu dewa justru untuk membinasakan manusia bukannya untuk menolong. Tetua inilah yang jadi guru dari master sifu (gurunya John Chang).

 

Hanya manusia yang sangat beruntung di dunia ini bisa mengusai ilmu ini karena dia juga akan bisa tahu rahasia kehidupan di dunia. Entahlah siapa yang akan beruntung menjadi pewarisnya.

 

Johan mengatakan bahwa ayahnya tak punya kesaktian seperti yang dibilang dalam buku tersebut. Memang, semua dokumentasi itu menulis bahwa John punya keampuhan bak dewa. “Tetapi, orang kan ada kelebihan dan kekurangannya,” kata Johan.

 

Gusblero Free

2 tanggapan untuk “Avatar Pengendali Api dari Surabaya

  1. Apa yang dimiliki John Chang adalah tenaga dalam yang dilatih terus menerus selama 18 tahun. Setiap orang memilikinya hanya belum tahu cara membangkitkannya. Dalam hal ini tingkat kekuatan tenaga dalam John Chang cukup tinggi sehingga mampu mengeluarkan listrik dari tubuhnya dan membakar kertas dengan TD (tenaga dalam) yang dikeluarkan dari tangannya. Lihat foto beliau duduk bersila seperti bermeditasi? Bukan sekedar duduk meditasi biasa tetapi melatih TD nya melalui pernafasan dan gerakan jurus2 yang diatur sedemikian rupa. Ketika tingkat energi TD sudah tinggi maka seseorang akan memiliki kemampuan super, akan tetapi sangat sulit sekali dan perlu waktu lama. Atraksi yang terlihat mementalkan orang2 yg menyerang bukanlah TD, ilmu ghaib tidak sama dengan TD. Inilah persepsi masyarakat yang salah selama ini ketika menganggap bahwa atraksi mementalkan orang yang menyerangnya adalah ilmu TD. Wassalam

    Suka

    1. Ilmu ghaib tidak sama dengan tenaga dalam, saya setuju. Kepercayaan tidaklah sama dengan keyakinan.

      Komentar Anda sangat menambah wawasan. Teruslah berbagi untuk mengolah diri mengenali mana-mana yang sebenarnya bisa dipercayai dan mana-mana yang wajib diimani…..salam hebat penuh keberkahan

      Suka

Tinggalkan komentar